Review FTV Terlilit Cinta Bank Keliling




Pasang emoji πŸ‘‰πŸ˜±πŸ‘ˆ terkejut itu kalau mendadak lihat postingan Instagram Qausar Harta Yudana yang di atas. πŸ‘†
Bukan karena perintah wajib nonton, tapi karena aku langsung teringat sesuatu ketika membaca judul FTV yang diperankan oleh Qausar. Terlilit Cinta Bank Keliling, itu kan FTV yang script-nya ditulis oleh sahabat terbaikku sedunia (lebay). Ya ampun, setelah menunggu berabad-abad (lebay lagi) dari pulang mudik lebaran sampai mau tujuh belasan, akhirnya FTV itu tayang juga. Panjang ya prosesnya. Pasti hasilnya keren nih!

Dan benar! FTV-nya memang keren! Makanya aku mau menulis review-nya. Siap-siap baca ya, AR. AR itu inisial penulis script-nya. Dia salah satu penulis buku Seribu Tahun Mencintaimu juga. Buat yang mau tahu nama panjang AR, silakan beli bukunya di toko buku terdekat dan lihat namanya di halaman belakang. πŸ˜‚

Oke deh, langsung aja aku review FTV-nya ya. Basa-basinya udah kepanjangan banget kayak kereta api tut tut tut siapa hendak turut.

-----------------------------πŸ˜ƒπŸ˜ƒπŸ˜ƒ----------------------------

Tepat pukul 10.00 WIB aku duduk di depan televisi. Nama AR muncul di layar kaca pada detik kesepuluh (sok tahu) dan aku langsung mengucapkan: cieee cieee ada namanya nieee. Dalam hati doang, secara di rumah lagi nggak ada orang selain aku. 😎

Qausar yang memerankan Boby di FTV itu muncul dalam adegan kejar-kejaran, menagih utang para nasabahnya (debt collector nieee). Salah satu nasabah cantik yang dikejar dan berusaha kabur adalah Sheila (diperankan Naomi Zaskia).

Boby melaporkan kepada nyokapnya Sheila bahwa putri semata wayangnya itu mempunyai utang 500.000 dengan cicilan 5.000 per hari.

Yang bikin aku penasaran bukan alasan Sheila nggak bisa bayar 5.000 per hari, tapi pertanyaannya kenapa nyokapnya selalu meniup peluit yang dikalungkan di lehernya? Ternyata jawabannya karena beliau mantan tukang parkir. Hahaha, ini lucu. Thanks AR, udah bikin gue ngakak pagi-pagi. Hahaha, acting nyokapnya Sheila patut diacungi jempol. Tomboinya dapet banget. πŸ‘

Sheila diusir nyokapnya, nggak boleh balik ke rumah sebelum dapat kerja atau sesuatu yang bikin nyokapnya bangga. Nah, aku kasih bocoran ya, salah satu ciri khas AR kalau nulis script itu biasanya muncul ibu-ibu tetangga kepo yang doyan ngegosip. Hahaha, aku ngakak lagi. πŸ™

Sheila kelaparan dan mampir warteg. Boby juga lagi makan di warteg. Selain punya utang ke Boby, ternyata Sheila juga punya utang ke ibu warteg. Sheila gengsi karena disindir Boby, ia lalu melunasi utang warteg dan meninggalkan warung makan itu dengan perut keroncongan.

Boby mengejar Sheila, memaksanya menerima sebungkus nasi, namun Sheila menolak. Mereka berdebat hingga nasi bungkus itu terlempar ke jalan raya dan terlindas ban mobil yang melintas. Mereka saling menyalahkan, tetapi perut Sheila tak bisa berdusta. Boby pun mendengar suara keroncongan dari perut Sheila. Mereka kembali lagi ke warteg.

Tadinya kupikir Boby mentraktir Sheila karena kasihan pada gadis yang kelaparan itu, namun ternyata aku keliru. Boby mencatat tambahan utang 30.000 untuk nasi bungkus yang terlindas mobil dan yang baru saja dilahap Sheila. Please deh, perhitungan banget Si Boby kayak yang nulis review di blog ini. Hahaha, ketahuan deh sisi negatif gue. Makanya jangan pernah jadikan aku sebagai bendahara, mengerikan! Apa-apa dicatetin. 😭

Karena sulit mendapatkan pekerjaan, bantuan tempat tinggal, dan nyaris kecopetan, akhirnya Sheila bersedia tinggal di rumah Boby dan menjadi asistennya. Namun sekali lagi ciri khas tulisan AR muncul. Ya, benar! Ibu-ibu tetangga kepo yang doyan ngegosip melaporkan Boby ke Pak RT.

Pak RT bersama para ibu kepo yang doyan ngegosip itu mendatangi rumah Boby. Sheila dan Boby menghadapinya dengan tenang. Boby tak menyangka ternyata Sheila jago acting. Sheila pura-pura sedih karena habis kecopetan dan butuh bantuan Boby. Pak RT dan para ibu kepo jadi ikutan menangis. Adegan yang ini rada lebay sih menurutku, terutama melihat Pak RT yang menitikkan air mata. Membuatku ikut menitikkan air mata juga. OMG, ternyata aku sama lebay-nya dengan mereka, hehehe. 😴

Sheila nggak betah digigitin nyamuk saat tidur di kamar Boby. Ia menghampiri Boby yang tidur di bangku teras dengan berselimut sarung cap gajah duduk atau atlas ya? Sayang banget aku nggak berhasil lihat mereknya. 😭 Sheila pergi dari rumah Boby dan cowok itu mengejarnya.

Dalam pelariannya Sheila digodain cowok yang lagi nongkrong di pinggir jalan. Sheila berusaha kabur dari dua cowok ganjen itu. Boby menyelamatkannya dan Sheila pun kembali ke rumah Boby.

Nah, dalam adegan malam itu, ciri khas tulisan AR yang lainnya muncul nih. Mau tahu apa? Salah! Bukan ibu-ibu kepo yang doyan ngegosip, tapi aksi pura-pura jadi hantu. Ya, AR yang sering nulis tentang makhluk halus gentayangan ini memunculkan sosok Boby yang pura-pura jadi setan. Please deh, wajah ganteng Boby berubah jadi horor banget! Aku aja sampai merinding, hiii. 😨

Boby memberikan gaji pertama Sheila. Lantas Sheila membelikan kado untuk nyokapnya. Kemudian nyokapnya Sheila mendapatkan kantong plastik berisi pakaian tentara perang. Beliau senang menerima kado dari Sheila, tapi memukuli Boby saat tahu anaknya tinggal di rumah cowok yang tampak memprihatinkan itu. Sabar ya, Boby, rambutnya acak-acakan gitu tambah cakep kok, hehehe. 😝

Nyokapnya Sheila bersikap galak seperti itu karena khawatir pada anak gadisnya. Buktinya ketika muncul lagi di hadapan Boby, beliau menyodorkan serantang pindang ikan kesukaan Sheila. Pas adegan ini keren! Soalnya kukira nyokapnya Sheila muncul lagi mau marah-marah, eh ternyata malah ngasih rantang, hahaha. πŸ˜‚

Sheila dan Boby saling jatuh cinta, eaaa... Namanya juga FTV bergenre komedi romantis, pastinya udah tahu dong endingnya kalau mereka pasti jadian, eaaa lagi... 😷 Menyesal, seharusnya nggak usah buka suara soal ending ya. 😷 Tapi nggak apa-apa deh, yang seru itu justru proses mereka menuju jadian. Oke deh, kita bahas lagi, yuk!

Tunangan Boby dari kampung, namanya Yuni, datang ke rumah Boby. Menggantikan posisi Sheila sebagai asisten Boby. Sheila tak lagi tinggal di rumah Boby. Ia pulang ke rumah nyokapnya dan mulai melamar pekerjaan lain. Nah, setelah ini seru nih banyak adegan jealous-jealous-an. Adegan cemburu itu favoritku. Asal nggak pakai jambak-jambakan ya, secara rambut pemeran wanitanya panjang semua. 😨

Sheila menolong ibu hamil yang hendak melahirkan. Ia mengantarnya ke rumah sakit. Karena merasa berutang budi pada Sheila, suami si ibu yang baru saja melahirkan memberikan kartu nama. Suami si ibu ternyata bos perusahaan besar. Wah, kebetulan banget, Sheila tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia akhirnya diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Di kantor, Sheila bertemu dengan teman lamanya yang dulunya dekil sekarang kinclong. Saking lamanya, aku lupa namanya siapa. Maafkan aku para pembaca, golongan darahku A, jadi cuma ingat hal-hal yang nggak penting, hehehe. πŸ™

Teman Sheila yang namanya L alias Lupa, dari dulu sampai sekarang naksir sama Sheila, tapi Sheila sangat sulit dia taklukkan. Kasihan deh si L. Udah aku lupa namanya, Sheila pun nggak membalas cintanya. Daripada bertepuk sebelah tangan, mendingan bertepuk pramuka aja. Prok prok prok. πŸ‘

Boby menunggu Yuni yang lagi ke toilet dekat kantor Sheila. Cowok berhidung mancung banget itu bertemu Sheila yang sedang keluar kantor. Boby ingin mengungkapkan rasa kangennya, sayangnya si L muncul mengajak Sheila pergi. Pun Yuni yang muncul karena telah selesai menunaikan kewajibannya di toilet.

Nah, pas Boby sama Yuni jalan bareng, aku baru kepikiran kenapa Boby nggak berlogat Jawa semedok Yuni? Walaupun Yuni juga sok British sih, hahaha. Bukannya mereka sama-sama berasal dari kampung dan dijodohin ortunya gitu ya? Paling cuma bilang "Mas" untuk dirinya sendiri. Mmm, mungkin karena Boby sudah lama tinggal di Jakarta ya. Tanya sendiri, jawab sendiri. πŸ‘Œ

Yuni sedang menagih nasabah. Saat menunggu Yuni, Boby melihat panggilan telepon di ponsel Yuni yang tertinggal. Panggilan telepon dari My Honey 2. Wuiiih, Yuni selingkuh. Dan aku ngakak karena selingkuhannya berseri. Boby adalah My Honey 1 dong, hahaha ini lucu. πŸ‘ Bikin aku pengin guling-guling saking lucunya. πŸ‘

Kayaknya Boby nggak cemburu deh. Ya, karena dia sebenarnya nggak cinta sama Yuni. Yang dicintai Boby kan cuma Sheila. Mereka tunangan karena dijodohin. Bahkan Boby bilang ke Yuni jangan sampai salah pilih. Kalau mau selingkuh silakan, mau tinggalin dia juga silakan. Ya ampun, the power of pasrah hahaha. πŸ˜‚

Si L nembak Sheila di kantor, tapi Sheila menolak cintanya. Karena kesal, si L menyuruh orang menyobek-nyobek dokumen penting yang ada di meja Sheila. Saat itu Sheila sedang meninggalkan kubikel kantornya. Ketika kembali ke kubikel, Sheila mendapati dokumen penting di atas mejanya telah tersobek-sobek.

Pak Bos meminta dokumen penting itu kepada Sheila, namun Sheila mengatakan dokumennya telah hilang. Ia rela bila harus dipecat. Akhirnya Sheila kehilangan pekerjaannya. Ini rada maksa sih, soalnya meskipun Pak Bos tampak kecewa, tapi beliau nggak terlalu marah tuh. Malah bingung kenapa Sheila minta dipecat. Ya sudahlah, mungkin udah D-Nasib dengan lagunya yang berjudul nolak cintamu membunuhku. Ngaco! 😝

Boby dan Yuni mampir rumah Sheila buat nagih utang. Nyokapnya Sheila juga ngutang (bukan ngupas bintang). Sheila dan Yuni bertengkar. Boby menarik pulang Yuni dan menegurnya ketika sampai di rumah.

Ponsel Yuni berdering, panggilan dari My Honey 2 lagi. Boby menantang Yuni untuk menerima telepon. Akhirnya perselingkuhan Yuni dan My Honey 2 terungkap. Sekalipun Boby menyukai Sheila, ia nggak pernah selingkuh seperti Yuni. Boby membatalkan pertunangannya dengan Yuni. Dalam kondisi marah, Boby meninggalkan rumah dengan mengendarai motor bebeknya.

Boby kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit. Saat Sheila menjenguk Boby, Yuni mengintip dari pintu kamar rawat inap Boby. Kini Yuni sadar bahwa Sheila adalah orang yang tepat sebagai pendamping Boby.

Setelah Boby sembuh dari sakitnya, Yuni berpamitan pada Boby untuk pulang kampung. Mereka berpisah di terminal. Sebelum menumpangi bus, Yuni memeluk Boby, berpesan pada mantan tunangannya supaya mengungkapkan isi hatinya kepada Sheila. Dan endingnya seperti yang udah aku bocorin di pertengahan review gitu, deh. πŸ‘

πŸ‘‰πŸ‘‰πŸ‘‰πŸ‘‰πŸ‘‰ The End πŸ‘ˆπŸ‘ˆπŸ‘ˆπŸ‘ˆπŸ‘ˆ

Acting para pemainnya lumayan (terutama nyokapnya Sheila). πŸ‘ Gambar dan suaranya juga lumayan (udah kayak di XXI) padahal cuma nonton di televisi layar datar 32 inchi. πŸ‘ Adegan-adegannya lucu-lucu bikin ngakak, tapi ada yang lebay juga sih kayak adegan Pak RT nangis bareng para ibu kepo yang doyan gosip. Secara keseluruhan keren. Empat dari lima bintang untuk FTV ini. 🌟🌟🌟🌟⭐

Ditunggu FTV selanjutnya ya, AR.
Ditunggu FTV selanjutnya juga, QausarHY.

Lebaran udah lewat sebulan, tapi tolong dimaafkan kalau ada salah kata di review ini. Sekian dan terima kasih.
Read more

MoleGue


MoleGue #1

Saya memiliki seorang sahabat. Biasa saya panggil Mole. Mole bukanlah seorang makhluk gaul yang terbiasa menggunakan “lo-gue” dalam percakapan sehari-hari. Namun, berhubung dia sedang belajar untuk menggauli (ups, maksudnya bergaul), jadi sekarang kalo dia ngomong selalu “lo-gue”. Bukan “lo-gue end”, lho. Jiaaah, itu sih si Poconggg, hihihi.
Lo nggak perlu mempertanyakan jenis kelamin Mole. Sesuai semboyan keluarga berencana: “Dua anak cukup, laki-laki atau perempuan sama saja”. Tapi, Lo pasti mempertanyakan keberadaan tahi lalat Mole, kan? Soalnya “Mole” itu artinya tahi lalat. Kalo Lo berpikir tahi lalat itu ada di sekitar wajah Mole, Lo salah besar! Karena Mole nggak punya tahi lalat di bagian wajah, baik dekat lubang hidung, samping mata, apalagi di bawah bibir. Tahi lalat Mole ada di... biarlah hanya gue dan Mole saja yang tahu, hehehe.
Pada awalnya Mole nggak terlalu tertarik buat nulis blog kayak gini. Apalagi kalo sampe mengumbar kehidupan pribadinya kayak orang-orang yang pengen terkenal, dikenal, atau mengenal. Ups, maksudnya mengenal orang-orang yang terkenal dan dikenal banyak orang. Pusing kan, Lo? Lidah emang nggak bertulang. Ups, malah tambah ngaco! Tapi, nggak tahu tuh kenapa dia berubah pikiran. Mungkin kesambet makhluk gaib waktu lewat kuburan malam-malam. Udah gitu dia minta gue yang nulis buat dia. Dasar Mole, emang dasar! Kayak lagunya Band WALI...
Meskipun Mole manusia sungguhan, terkadang Mole suka loncat-loncatan juga kalo menang taruhan sepak bola, motoGP, atau F1. Walaupun hadiahnya cuma ditraktir makan di pinggir jalan. Kalo di tengah jalan ketabrak dong! Entahlah, mungkin ini disebabkan naluri tahi lalat yang ada di... Ups, lagi-lagi hanya gue dan Mole yang tahu.
Yang gue heran sih, kenapa kemarin Mole mau bela-belain baca bukunya si Poconggg, ya? Padahal sebelumnya, Mole tipe manusia serius yang anti cerita humor, apalagi kalo sampe dikategorikan gokil. Oh, tidak bisaaa... Ternyata manusia itu sewaktu-waktu bisa berubah, yah. Sesuatu banget, yah. Kalo gitu, alhamdulillah, yah. (Mendadak kerasukan Syahrini)
Itulah Mole, dengan segala tahi lalatnya. Semoga Mole selalu jauh di mata, dekat di hati. Sekarang waktunya Mole buat mandi kembang tengah siang bolong. Membersihkan tahi lalat, sekalian sama lalat-lalatnya.
MoleGue #2
Mole bengong waktu makan siang di salah satu restoran cepat saji. Fried Chicken yang lagi dia santap dengan lahapnya mendadak lepas landas ke tempatnya semula. Hal ini bukan disebabkan ulah Si Poconggg yang loncat-loncatan tengah siang bolong, tapi dikarenakan telinganya yang mendadak gatel mendengar percakapan dua ABG yang pernah ke luar negeri.
Gimana nggak bengong?! Boro-boro ke luar negeri, ke Bali aja dia belum pernah. Yang pernah dia kunjungi baru Jakarta dan sekitarnya doang. Oh, sungguh bagai katak dalam tempayan, (eh, tempurung).
Kalo nggak percaya intipin aja Mole yang lagi nguping percakapan dua ABG itu. Mumpung belum ada yang melarang buat ngintip percakapan. Kalo ngintip mereka mandi, dilarang keras sama nyokap-bokapnya.
“Liburan nanti gue mau ke Singapur,” celetuk ABG yang rambutnya dikuncir kuda.
“Awas, ketemu singa,” sahut ABG yang rambutnya megar kayak singa.
“Sekarang gue malah ketemu singa,” sindir ABG yang mau ke Singapura.
“Rambut gue mesti dibonding kali, ya?” ABG singa akhirnya nyadar diri.
Dan seketika obrolan mereka berubah jadi perbincangan satu arah seputar salon dan kecantikan. Namun ABG kuncir kuda yang tampangnya rada tomboy, nggak rela waktunya berakhir sia-sia demi membicarakan hal nggak penting soal cewek yang mesti feminim. Jadi cewek apa adanya aja. Kan jaman emansipasi wanita! ABG tomboy itu buru-buru mengalihkan pembicaraan ke topik semula, LUAR NEGERI.
“Balik lagi ke luar negeri. Lo pernah ke mana aja, Ki?” tanya ABG tomboy seraya mengaduk-aduk spageti yang dibubuhi saos tomat.
“Liburan tahun lalu gue sama keluarga keliling Eropa. Ke Prancis, Inggris, Itali, Jerman, Belanda. Pokoknya seru deh, Ka!” jawabnya, memamerkan deretan gigi putihnya yang dipagar betis dengan besi 24 karat. ABG tomboy manggut-manggut. Kuncir ekor kudanya bergerak ke kiri dan kanan seperti bandul.
Begitulah nasib Mole. Deritanya tiada akhir. Kapan dia bisa ke luar negeri kayak mereka? Keliling dunia; ke benua Eropa, Amerika, Afrika, Australia, Asia, bahkan kutub utara dan selatan! Kapan dia bisa kayak mereka? Buat jajan dan ongkos sehari-hari aja udah super irit. Oh, betapa beruntungnya orang-orang yang terlahir jadi orang kaya. Asal bukan anaknya koruptor atau bandar narkoba, ya!
Mungkin Mole belum butuh ke luar negeri kali, ya? Tuhan bakal ngabulin apa yang dia butuhin, bukan yang dia pengenin. Karena Tuhan lebih memahami hambanya. Ups, kok kayak ceramah, sih! Untuk menghindari rasa iri dan dengki sama nasib dua ABG tajir itu mendingan Si Mole belajar bahasa asing terlebih dahulu. Kalo perlu bahasa pinguin biar nggak kesasar waktu menjelajahi kutub utara dan selatan, hehehe. Btw kenapa Si Mole nggak sapa aja dua ABG itu. Siapa tahu dia bisa nebeng mereka ke luar negeri.

MoleGue #3
Semalam Mole nonton stand up comedy di TTA. Gue lihat dia ngakak sampe guling-guling, waktu Ryan dan Akbar tampil. Tiga sesi gitu. Radityadika dan Pandji juga ikutan nyumbang comic waktu para juri diskusi nilai. Pokoknya Lo tonton Sabtu malam atau Minggu siang di Kompas TV aja deh siaran tundanya. Ups, kayak bola aja siaran tunda.
Band Naif juga ikut meramaikan acara. Sekarang David Naif jadi ganteng, lho. Plus lebih kurus dari sebelumnya. Mirip Eko Patrio. Mole aja sampe terkesima lihat wajahnya yang berubah total. Berasa abis operasi plastik, hehehe.
Yang paling seru waktu acara bubar, huahaha. Soalnya si Mole bisa pindah dari tribun ke depan panggung. Terus dengan PD-nya minta foto bareng sama sang juara. Jiiiaaah, untung aja Ryan Adriandhy gak muntah foto bareng Mole, hehehe. Dan gue bisa nimbrung foto sambil ngucapin selamat buat Ryan.
Tapi, yang rada nyebelin adalah ketika Mole naik-naik ke atas panggung buat ngambil balon. Hadeeeh, gak penting banget, kan! Emangnya anak TK berburu balon segala?! Capek, deh!
"Mole, pulang yuk. Udah pagi, nih!" Gue buru-buru ngajak dia pulang sebelum ayam jago berkokok. Takut Mole berubah jadi buto ijo.
"Entar, ah. Gue mau ngambilin balon dulu," balasnya tanpa peduli mata gue yang tinggal 5 watt.
"Gue tinggal, ya!"
"Jangan..."
Gue tahu banget kalo Mole paling takut sendirian. Apalagi kalo sampe gue tinggalin, dia bisa nangis kejer sepanjang hari. Penyakit ngambeknya susah banget disembuhin. Alhasil dia cuma bawa balon ungu yang lumayan besar. Nah, yang jadi masalah dia bingung mau naruh di mana tuh balon? Dengan otak liciknya yang tak pernah kehabisan akal, Mole ngempesin balon ungu dan menaruhnya dalam tas slempang gue.
"Beres. Cabut...!"
Sekarang balon itu udah ditiup lagi jadi besar. Lebih besar dari tahi lalat Mole yang letaknya ada di... *sensor. Hanya gue dan Mole yang tahu, hehehe.


MoleGue #4

Sore ini gue pulang bareng Mole menumpangi angkutan umum yang ngetem di bawah kolong jembatan penyebrangan. Mr.Gamayel, seorang polisi yang pernah ikutan stand up comedy menghampiri abang angkot, lantas bertanya, "Mana surat-suratnya?"
Bukannya memperlihatkan surat izin mengemudi dan surat tanda nomor kendaraan, abang angkot malah menyerahkan surat putus cinta dari mantan pacarnya. So, Mr.Gamayel nggak segan-segan memberikan balasan dengan surat tilang. Akhirnya gue dan Mole menunggu abang angkot menyelesaikan urusan tilang. Gue bersyukur urusannya nggak terlalu lama, tapi ngetemnya yang lama.
Dua kali pengamen nyanyi lagu melayu total, dua kali tukang asongan nawarin tisu duaribuan, angkutan dalam kota berwarna merah bukan marun itu masih belum nambah penumpang. Dengan berat hati abang angkot melajukan kendaraannya sebelum gue dan Mole mengancam untuk turun tanpa membayar ongkos angkutan karena belum sampai di tempat tujuan.
Saat tiba di depan halte sekolah, lima anak sekolah menengah pertama dengan seragam putih birunya naik ke angkot, empat cowok dan satu cewek. Wajah abang angkot berubah semringah. Mole menginjak kaki gue, lalu mengendikkan dagu ke arah sopir dan berbisik, "Lihat, tuh!"
"Kalo lo jadi sopir angkot juga pasti sebelas duabelas kayak abang angkot," sahut gue, lirih.
Keempat anak sekolah yang duduk di bangku empat (angkot yang gue tumpangi menganut sistem duduk empat-enam) berisik gosipin guru sekolahnya yang cinlok. Satu anak yang duduk di samping Mole diem aja. Mungkin karena dia cewek sendiri, atau mungkin juga karena lagi sariawan, tapi kayaknya sih karena kaget lihat tahi lalat Mole yang ada di... Ups, hanya gue dan Mole yang tahu. Kalo anak itu bisa tahu, artinya dia punya indra keenam. Dan lagi, dia duduk di bangku enam kayak gue dan Mole.
Satu per satu dari mereka turun dari angkot. Anak cowok yang bertampang tengil turun di markas tukang ojek pengkolan. Mungkin mau ikut shooting sinetron tukang ojek pengkolan. Ia bilang ke abang angkot, "Belakang, Bang!"
Dengan spontan gue dan Mole menoleh ke belakang. Oh, maksudnya yang bayar ongkosnya temannya yang duduk paling belakang. Abang angkot manggut-manggut, gue dan Mole pun ikutan manggut-manggut.
Tak lama kemudian dua anak cowok lainnya turun di depan rental playstation. Mungkin mau main PS 4. Kedua bocah tengil ini kompak mengikuti jejak temannya bilang, "Belakang, Bang!"
Tentu saja, gue, Mole, dan abang angkot telah memahaminya.
Anak cowok terakhir yang duduk di bangku paling belakang turun di depan swalayan indomerit. Mungkin mau belanja keperluan dapur. Bukannya bayar ongkos ke abang angkot malah bilang 'belakang' juga. Mau nggak mau gue dan Mole menoleh ke anak sekolahan yang tersisa, si anak cewek yang pendiam itu. Serta meralat bahwa maksud 'belakang' bukanlah yang duduk paling belakang, melainkan yang turun paling belakang.
Si anak cewek pendiam turun di gapura yang jaraknya cuma 200 meter dari tempat gue dan Mole akan turun nanti. Dia bilang, "Belakang, Bang!"
Gue dan Mole celingak-celinguk ke kiri dan kanan. Hanya tinggal kami berdua penumpang yang tersisa di angkot ini. Jadi, kami yang harus nombokin kelima bocah tengil itu? Oh, No!
Abang angkot melajukan kendaraannya kembali. Menganggap kamilah yang harus bertanggungjawab atas ongkos kelima anak itu. 200 meter pun terlewati. Gue dan Mole bergegas turun dari angkot dan kompak teriak, "Belakang, Bang!"
Abang angkot bengong. Merasa ada yang salah. Yang turun paling belakang kan abang angkot, berarti dia harus membayar ongkos ketujuh orang yang tak dikenalnya ini dong? Ah, sudahlah, gue dan Mole sudah berlari sekencang mungkin menjauhi angkot. Jadi abang angkot nggak bakal bisa mengejar. Apalagi buat mencubit tahi lalat Mole yang ada di... hanya gue dan Mole yang tahu.
***

MoleGue #5

Udah belasan kali gue dan Mole jadi korban PHP Pensil Tok. FYI, Pensil Tok itu merupakan toko yang khusus menjual beraneka macam jenis pensil. Mulai dari pensil buat ujian alias 2B, pensil warna, sampai pensil alis. Kenapa namanya Pensil Tok? Jelas karena yang dijual cuma pensil, bukan yang lain. Tok dalam bahasa Jawa artinya hanya itu doang. Mungkin pemilik Pensil Tok orang Jawa, ups dilarang SARA! Jadi, jangan harap kalian bisa menemukan penghapus, penggaris, maupun perabotan dapur.
Ada 13 cabang offline store Pensil Tok yang tersebar di mall kota kami. Daftar alamat tokonya terpampang jelas di web online store Pensil Tok. Awalnya kami ingin order online pensil tinta (pensil yang kalau digoreskan di kertas efeknya bakal serupa tinta, tetapi tetap bisa dihapus), namun nomor online store-nya tulalit terus. Akhirnya dimulailah petualangan gue dan Mole mendatangi satu per satu gerai Pensil Tok sesuai urutan jarak tempuh terdekat sampai yang terjauh dari rumah.
Petualangan kali ini adalah petualangan ke-13. Kalo sampai nggak menemukan gerai Pensil Tok lagi artinya 13 benar-benar angka sial. Mall yang kami datangi hari ini merupakan mall terjauh dari rumah. Mall Kelapa Parut letaknya di utara kota.
“Semoga hari ini kita beruntung! Amiin...”
Gue mengamini doa Mole. Kami melangkah masuk ke pintu utama dengan penuh semangat. Pak Satpam tak berhasil mendapatkan apa-apa usai merazia kami. Gue dan Mole memang nggak bawa bom, kok! Yang kami bawa cuma ransel berisi bekal makan siang dan botol air mineral supaya mengirit nggak jajan di food court.
“Berdasar informasi yang gue dapat di web, posisi Pensil Tok ada di lantai 4. Naik lift aja, yuk!” cetus gue saat Mole kelihatan bingung milih eskalator atau lift. Kalau tangga darurat sih nggak bakal jadi pilihan sebelum ada bahaya yang mengancam jiwa kami. Mole mengangguk setuju dan membuntuti gue masuk ke lift.
Sesampainya di lantai 4, gue dan Mole berkeliling dari toko satu ke toko lainnya. Mulai dari toko kosmetik, toko sepatu, sampai toilet dan mushola. Namun sayangnya kami belum menemukan Pensil Tok juga.
“Mole, tanya Pak Satpam, gih!” perintah gue. Mole kalo lagi ada maunya gampang disuruh-suruh, hehehe.
Lagi-lagi Mole mengangguk, “Oke deh, kebetulan Pak Satpam yang di sini rada cakepan.”
Ya, gue akui satpam di lantai 4 masih muda dan mirip aktor Korea habis operasi plastik.
Mole bergegas menghampiri Pak Satpan, kali ini gue yang jadi buntutnya.
“Siang, Dik. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Pak Satpam sangat ramah.
“Pak, toko Pensil Tok sebelah mana ya?” balas Mole penuh hikmat. Tumben Mole nggak pakai basa-basi memuji hidung bangir Pak Satpam dulu.
“Oh, PTS ya, alias Pensil Tok Store?” Pak Satpam menggaruk-garuk hidungnya. Entahlah, itu garuk atau ngupil.
“Iya, Pak. Dari informasi yang saya dapat dari teman saya,” Mole menoleh ke arah gue, “tokonya ada di lantai 4.”
Gue manggut-manggut mendukung ucapan Mole. Pak Satpam ikut manggut-manggut. Gue nggak nyangka kalo manggut-manggut itu bisa menular.
“Tapi kami udah keliling lantai 4 dari ujung ke ujung belum nemu juga, Pak!” Mole melanjutkan ucapannya.
Lama kami menunggu jawaban. Pada detik-detik penghabisan kesabaran kami, Pak Satpam pun akhirnya menjawab, “Maaf, Dik. Saya cuma satpam dadakan di sini. Cuma menggantikan tugas Pakde saya yang nggak bisa jaga karena isterinya sedang melahirkan.”
“Apa?!” Gue dan Mole kompak teriak dengan frekuensi 19.999 Hz. Pantesan aja tampang Pak Satpam yang lumayan nggak mecing sama profesinya. Ternyata hanya menggantikan.
“Coba cari di situ aja, Dik!” Telunjuk Pak Satpam Dadakan mengarah ke mesin navigasi dekat eskalator.
Seratus buat Pak Satpam Dadakan. Semoga mesin ajaib itu bisa menolong kami. Gue dan Mole bergegas menghampiri mesin navigasi mall ini.
Usai mensearch Pensil Tok di mesin navigasi, kami mendapatkan informasi bahwa posisi Pensil Tok terletak di belakang toko sepatu yang tadi kami lewati. Gue dan Mole loncat-loncat kayak orang menyundul bola saking senangnya. Kami pun menuju toko sepatu sebagai patokan.
Berkali-kali muterin toko sepatu, bagian belakangnya hanyalah berupa ruang renovasi. Jelas sekali bila toko sepatu sedang melakukan perbaikan di bagian belakang. Seketika gue dan Mole merasa lemah, letih, lesu. Wajah kami pasti tampak sangat menyedihkan seperti penderita anemia akut. Kami terduduk di depan papan triplek renovasian toko sepatu kayak dua orang pengemis belum dapat uang recehan.
“Tanda-tanda bakal celaka 13, nih!” celetuk gue, asal.
“Ini cabang Pensil Tok terakhir yang ada di list,” Mole menghela napas, “Seandainya Pensil Tok ada di balik triplek ini, kita bakal dapatin pensil tinta buat ujian esainya Bu Nila.”
Wajah Bu Nila, guru Fisika yang killer terbayang di benak gue. Bu Nila melarang keras siswa-siswinya mengerjakan soal esai pakai pensil dan ia pun tidak membolehkan ada tip-ex sama sekali. Dia satu-satunya guru yang rajin bikin soal esai pada saat guru lainnya nggak mau repot mengoreksi tulisan cakar ayam anak didiknya. Menurutnya, soal-soal dalam bentuk pilihan ganda menjadi penyebab murid-murid sekolah kami malas belajar. Dengan soal esai akan terlihat jelas materi mana yang paham dan belum, serta murid mana yang berhak tidak ikut remedial.
Mole berandai-andai lagi, “Seandainya nomor telepon, whatsapp, line, BBM online store Pensil Tok bisa dihubungi dan kita bisa memesan pensil tintanya secara online mungkin sekarang kita...”
Sebelum Mole mengungkapkan niatnya membantu teman-teman sekelas dengan membeli dan menjual kembali pensil tinta di kelas kami dengan harga selangit demi mendapatkan keuntungan semata, gue buru-buru menunjuk SPG yang ada di toko sepatu.
“Mendingan sekarang lo tanya SPG toko sepatu itu!” Lagi-lagi gue memanfaatkan kelemahan Mole yang gampang disuruh-suruh kalo ada maunya.
Mole bangkit dari posisinya dan bergegas menghampiri Mbak SPG yang cantik. Gue membuntutinya di belakang.
“Siang, Mbak,” sapa Mole sok ramah. “Siang juga. Silakan dilihat-lihat koleksi terbarunya. Sepatunya bagus-bagus lho, Dik. Ukurannya berapa? Biar saya carikan.” Mbak SPG memberikan senyuman mautnya ke arah Mole. Tentu saja, Mole langsung klepek-klepek secara dia makhluk AC-DC. Sama satpam dadakan mau, sama SPG bukan dadakan juga mau.
“Maaf, Mbak. Kami bukan cari sepatu,” gue mengambil alih tugas Mole. “Kami mau tanya, Mbak. Barusan kami lihat di mesin navigasi kalo Pensil Tok ada di belakang toko ini, tapi kok di belakang toko ini...”
Belum selesai gue ngomong, Mbak SPG keburu menyahut, “Oh, Pensil Tok Store-nya udah tutup. Tadinya memang di belakang toko ini, tapi sekarang tempatnya kami sewa buat memperbesar toko sepatu kami.”
Penjelasan Mbak SPG cantik ini membuat gue dan Mole sekali lagi menjerit dengan frekuensi 19.999 Hz, “Jadi, tokonya BANGKRUT!”
OMG, untung tahi lalat Mole yang letaknya hanya gue dan Mole yang tahu masih tetap di posisi semula setelah melalui petualangan pencarian 13 cabang Pensil Tok dan teriakan kami yang frekuensinya mencapai 19.999 Hz.

***

Tunggu serial MoleGue selanjutnya ya. :) Yup, MoleGue #5 pastinya, yang entah tentang apa dan kapan postingnya, hehehe. Tapi yang pasti, hanya gue dan Mole yang tahu keberadaan tahi lalat Mole! 
Read more

Review Allegiant, Pamungkas Divergent Trilogy

Judul Novel: Allegiant
Penulis: Veronica Roth
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan VIII: April 2015
ISBN: 9789794338377
Tebal: 492 halaman


16 Maret 2016
Dua hari lagi Allegiant ditayangkan di XXI, Imax, maupun Premiere. Seri terakhir Divergent Trilogy ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yang diberi judul Allegiant ditayangkan mulai tanggal 18 Maret 2016 dan bagian berikutnya yang diberi judul Ascendant akan tayang tahun depan.
Sebelum menonton filmnya akhir pekan ini, saya akan mereview novelnya terlebih dahulu. Novel ini saya beli tahun lalu, usai menonton film Insurgent, seri kedua dari Divergent Trilogy. Dan saya membacanya sudah lumayan lama, tapi baru sempat mereviewnya sekarang.
***

Review Novel Allegiant, Pamungkas Divergent Trilogy.
            Kisah dimulai dengan Tris yang mondar-mandir dalam sel di markas Erudite. Tris dan Christina sedang membicarakan video Edith Prior yang menggiring mereka untuk melihat apa yang ada di luar pagar perbatasan.
Yang menjadi masalah adalah sejak kehancuran Erudite yang dipimpin oleh Jeanine, Evelyn (Ibu Tobias) pemimpin Factionless menggantikan kedudukannya dan menutup kota, sehingga tak ada yang boleh pergi ke mana pun tanpa izin darinya.
            Evelyn menerima laporan meresahkan mengenai organisasi pemberontak yang ingin meninggalkan kota. Mereka menyebutnya Allegiant (setia). Mereka ingin setia pada tujuan asli kota seperti yang disampaikan dalam video Edith Prior, bahwa mereka harus mengirim orang ke luar setelah ada cukup banyak Divergent di kotanya.
            Cara dan Johanna adalah pemimpin Allegiant. Mereka membutuhkan bantuan para Dauntless untuk keluar pagar perbatasan karena dinilai berpengalaman menghadapi bahaya. Yang terpilih adalah Tris, Tobias, Christina, Peter, Tori, dan Zeke. Namun Zeke tak bisa ikut sehingga digantikan Uriah. Lagi pula, mereka membutuhkan seseorang yang mampu menjalankan kereta. Dan Uriah bisa melakukannya.
            Tujuan dibentuknya Allegiant adalah untuk menggulingkan Evelyn dan Factionless-nya sehingga faksi-faksi dapat didirikan kembali. Untuk tujuan pertama ini akan dipimpin oleh Johanna dari faksi Amity. Sedangkan tujuan berikutnya adalah mengirim beberapa orang ke luar kota untuk melihat apa yang ada di luar pagar perbatasan yang akan dipimpin oleh Cara.
            Pada malam sebelum keberangkatan, Tobias menyelamatkan Caleb (Kakak Tris) yang ditahan di sel dan akan dieksekusi. Meskipun Tris masih marah pada Caleb karena mengkhianatinya, namun ia tak ingin kakaknya itu mati. Caleb pun ikut dalam perjalanan tersebut. Mereka berangkat ke perbatasan dengan kereta, dilanjutkan dengan menumpangi truk. Tori mati ditembak wanita Factionless saat di perbatasan.
            Akhirnya Tris, Tobias, Christina, Peter, Uriah, Caleb, dan Cara sampai di luar kota. Mereka disambut Zoe dan Amar. Kemudian menuju ke markas besar Biro Kesejahteraan Genetika (Biro). Biro merupakan salah satu organisasi pemerintah Amerika Serikat.
            Setelah sampai di Biro, Zoe membawa mereka ke ruang kendali untuk bertemu David, pemimpin Biro tersebut. David menjelaskan maksud informasi dalam video Edith Prior. Pun menjelaskan tentang eksperimen yang dijalankannya.
            Beberapa abad yang lalu, pemerintah ingin warga negaranya memiliki perilaku tertentu. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan untuk melakukan tindak kekerasan sebagiannya disebabkan oleh gen, salah satunya gen pembunuh. Namun ternyata cukup banyak juga kecenderungan genetika yang mengarah pada sifat pengecut, tidak jujur, kecerdasan rendah. Dengan kata lain, semua sifat yang pada akhirnya menyebabkan kebobrokan masyarakat.
Karakter seseorang memang ditentukan oleh sejumlah faktor, termasuk pola asuh dan pengalaman orang tersebut. Tapi meskipun sebuah negeri makmur dan tenteram selama hampir seabad, nenek moyang memandang penting mengurangi risiko kemunculan sifat-sifat jelek tersebut dalam masyarakat dengan cara memperbaiki umat manusia dengan manipulasi genetika. Perlu beberapa generasi sebelum manipulasi genetika menunjukkan hasilnya.
Namun saat manipulasi genetika mulai menampakkan hasil, perubahan tersebut ternyata menimbulkan konsekuensi mengerikan. Upaya tersebut bukannya menghasilkan gen yang baik, tapi justru gen yang rusak. Menghilangkan rasa takut seseorang, atau kecerdasan rendah, atau ketidakjujuran malah menyebabkan lenyapnya sifat welas asih. Menghilangkan sifat agresif menyebabkan lenyapnya motivasi atau kemampuan untuk menonjolkan diri. Menghilangkan sifat egois menyebabkan lenyapnya naluri melindungi diri sendiri.
Manusia memang tidak sempurna, tapi perubahan genetika tersebut membuatnya jadi makin parah. Hal ini menjelma dalam apa yang disebut Perang Kemurnian. Perang saudara yang dikobarkan oleh orang-orang dengan gen rusak terhadap pemerintah dan orang-orang dengan gen murni. Perang kemurnian tersebut menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar daripada perang mana pun di Amerika dan menyebabkan hampir setengah populasi lenyap.
Saat perang usai, rakyat menuntut solusi permanen bagi masalah genetika. Sebab itulah Biro Kesejahteraan Genetika dibentuk. Faksi-faksi merupakan upaya untuk menambah elemen pengaruh lingkungan ke dalam eksperimen karena perbaikan gen saja tidak cukup untuk mengubah perilaku seseorang. Tatanan sosial baru yang dikombinasikan dengan modifikasi genetika merupakan solusi paling tuntas bagi masalah perilaku yang disebabkan oleh kerusakan genetika.
Divergent adalah sebutan bagi orang-orang yang telah mencapai tingkat kesembuhan genetika. Tak disangka pemimpin Erudite malah memburu mereka atau mengira faksi Abnegation akan memberitahunya tentang Divergent. Berbeda dari yang Edith Prior katakan, sesungguhnya Biro tidak benar-benar berharap pasukan Divergent dikirimkan, melainkan hanya ingin gen yang sudah sembuh tetap utuh lalu diwariskan ke generasi berikutnya.
            Biro mengistimewakan Divergent. Mereka menyebut Divergent sebagai MG atau orang-orang dengan gen murni atau gen yang telah sembuh. Sedangkan RG atau orang-orang dengan gen yang masih rusak dianggap tidak utuh dan tidak memiliki sifat welas asih, seperti Dauntless yang berani tapi kejam, Erudite yang pintar tapi sombong, Amity yang damai tapi pasif, Candor yang jujur tapi tidak berperasaan, dan Abnegation yang tanpa pamrih tapi pasrah.
            David memberikan tablet untuk Tris. Monitor portabel ini berisi semua file Natalie (Ibu Tris) supaya dibaca oleh Tris dan Caleb. Menurut David, Natalie berasal dari dunia yang hancur, tapi gen-gennya nyaris sempurna. Ia dikeluarkan dari situasi buruk dan dibawa ke Biro. Ia tinggal di Biro selama beberapa tahun. Namun kemudian di kota eksperimen yang Tris tinggali ada masalah. Masalah ketua Erudite yang mulai membunuh Divergent. Namanya Norton, pendahulu Jeanine. Sebelum terkena serangan jantung, Norton mewariskan gagasan untuk membunuh Divergent kepada Jeanine. Natalie mengajukan diri untuk masuk ke sana demi menyelesaikan masalah.
            Setelah memberikan tablet tersebut, David meminta Matthew mengantar Tris ke tempat penginapan. Dalam perjalanan Matthew meminta Tris agar bersedia datang ke lab-nya bersama Tobias untuk menguji gennya. Ia merasa penasaran karena Tris menunjukkan resistensi terhadap serum yang luar biasa. Sebab sebagian Divergent tidak mampu melawan serum seperti dirinya. Sedangkan Tobias dapat melawan simulasi, tapi ia tidak memperlihatkan ciri-ciri seorang Divergent.
            Hasil uji gen Tris menunjukkan bahwa gen-gennya sudah sembuh. Tidak terlihat gen-gen yang rusak. Sedangkan Tobias tidak memiliki gen-gen yang telah sembuh, gen-gennya masih rusak. Namun Tobias memiliki komponen genetika kesadaran pada saat simulasi.
            Tobias sangat terpukul dengan hasilnya dan Nita mulai mendekatinya supaya ikut dalam misinya untuk menghancurkan Biro. Dalam hidup Tobias, ia telah menjadi bagian dari banyak pemberontakan. Dulu Factionless, lalu sekarang RG. Alasan pemberontakan RG adalah karena Biro berbohong tentang sejarah keemasan manusia sebelum manipulasi genetika dilakukan. Pada saat itu semua orang murni secara genetis dan keadaan aman tenteram. Rafi, teman Nita memperlihatkan foto-foto tua tentang perang. Bahwa perang dan kehancuran total yang disebabkan oleh orang-orang yang murni secara genetis pada masa lalu sama besarnya dengan yang katanya disebabkan oleh orang-orang yang rusak secara genetis pada saat ini. Apa yang melandasi gagasan bahwa mereka harus menghabiskan begitu banyak sumber daya serta waktu untuk memperbaiki kerusakan genetika? Apa gunanya eksperimen-eksperimen itu selain untuk meyakinkan orang-orang bahwa pemerintah melakukan sesuatu untuk membuat hidup jadi lebih baik, bahkan meskipun sebenarnya tidak?
            Nita meminta Tobias tidak membocorkan rencannya kepada Tris, namun Tobias malah menceritakannya kepada Tris dan mengajaknya ikut serta menemui Nita. Akhirnya Nita mengajak Tobias dan Tris menemui Reggie. Tobias dan Tris diingatkan kembali tentang serum simulasi penyerangan yang ternyata ada di Biro. Nita menjelaskan bahwa saat Abnegation akan mengungkapkan kebenaran kepada semua orang dalam kota ekperimen dengan menunjukkan video Edith Prior, biro berpendapat mungkin lebih baik mengorbankan Abnegation serta sejumlah Divergent daripada mengorbankan seluruh kota. Lebih baik mengakhiri hidup para Abnegation daripada mempertaruhkan eksperimen. Oleh karena itu, Biro menghubungi orang yang pasti akan setuju dengan mereka yaitu Jeanine. Biro lebih menghargai eksperimen daripada nyawa para RG.
            Sudah hampir satu tahun pemerintah mengancam untuk menyudahi eksperimen. Sebab eksperimen selalu gagal karena masyarakat tak dapat hidup damai. Namun pada saat-saat terakhir David selalu menemukan cara untuk menjaga kedamaian dengan cara menyetel ulang semua eksperimen dengan serum memori Abnegation. Sebenarnya serum memori dan serum simulasi penyerangan adalah milik Biro.
            Tris bertanya kepada Nita apa rencana yang akan dilakukannya. Nita menjawab akan masuk ke lab senjata dan mencuri serum memori. Lalu menghancurkan serum memori itu agar Biro tidak dapat menggunakannya. Tris mencurigai jawaban Nita. Ia merasa aneh karena hanya sebatas itu yang ingin Nita lakukan, padahal Biro bertanggungjawab atas pembunuhan ratusan orang.
            Sebenarnya bukan serum memori yang Nita inginkan. Ia menginginkan serum kematian serupa yang dimiliki Erudite. Nita dan pengikutnya akan menggunakannya dalam jumlah besar untuk melakukan pembunuhan.
            Tobias ikut andil dalam pemberontakan bersama Nita. David berada dekat lab senjata. Nita menyuntikkan serum kejujuran dan ketakutan ke leher David supaya mendapat kode sandi untuk masuk ke lab senjata. Sebab bila pintu lab senjata dibuka dengan ledakan akan mengaktifkan mekanisme pengamanan berupa serum kematian.
            Tris berhasil menyelamatkan David. Nita, Reggie, Rafi, dan Tobias dipenjara, namun Tobias dibebaskan setelah sidang. Atas jasa Tris menyelamatkan David, pemimpin Biro tersebut mengangkatnya sebagai asisten anggota dewan. Sehingga untuk ke depannya Tris bisa menjadi calon anggota dewan. Tris bersedia karena ia berpikir untuk menjadi mata-mata.
            Saat rapat dewan yang membahas aksi pemberontakan Allegiant di kota eksperimen, David mengusulkan menggunakan serum memori untuk menyetel ulang ingatan komunitas secara masif. Ini demi mempertahankan keberlangsungan eksperimen sehingga tidak ditutup. Ucapan David serupa yang diungkapkan Nita menjelang pemberontakan RG.
            Tris sangat marah. Kenyataan bahwa tujuan Biro menghentikan sebuah revolusi adalah bukan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang melainkan untuk menyelamatkan eksperimen membuatnya muak. Bagi Biro, orang-orang di kota eksperimen tak lain hanya sekadar muatan materi genetik. Biro tak peduli tentang isi otak dan hari para penduduk.
            Akhirnya Tris menyusun pemberontakan yang lebih matang dibandingkan yang telah dilakukan Nita. Apakah Tris dan teman-temannya berhasil menyelesaikan masalah ini? Saya tidak akan menjawabnya di sini. Biar semakin penasaran, jawabannya bisa ditemukan bila membaca novel Allegiant sampai selesai ataupun menonton filmnya di bioskop kesayangan. Bisa pilih XXI, Imax, atau Premiere. So, jangan sampai kelewatan!

            Menurut saya, novel ini sangat menarik. Empat dari lima bintang untuk novel dengan twist ending ini. Selain aksinya yang menegangkan, seorang bernama Beatrice Prior (Tris) mengajarkan tentang artinya keberanian, kesetiaan, pengorbanan, dan cinta. Novel ini sangat recommended buat semua pecinta fiksi khususnya yang bergenre Fantasy dan Science Fiction.

            Gagasan yang disampaikan Veronica Roth tentang dampak negatif rekayasa genetika pada manusia yang menyebabkan perang kemurnian mengingatkan saya pada manusia kloning pertama yang masih hidup hingga sekarang. Semoga perang kemurnian semacam itu tidak akan pernah terjadi.
***



Read more

Kekasih yang Takut Cacing

Judul Antologi: Kekasih yang Takut Cacing
Penerbit: Elex Media
ISBN: 9786020242057
Cetak: 2014
Tebal: 212 halaman

@NaministPopy

Kekasih yang Takut Cacing merupakan bagian dari seri Cekers Go Green yang diterbitkan Elex Media. Berisi 15 cerpen yang merupakan karya terbaik peserta ajang antologi teenlit asyik cinta lingkungan.

Lingkungan adalah tempat kita tinggal dan tumbuh. Menjaganya adalah kewajiban. Alam sangat mencintai kita. Kita pun harus membalasnya dengan cinta.

Saya menulis satu cerpen dalam antologi ini. Judulnya Cewek Organik. Cerpen ini mengisahkan tentang si cewek organik bernama Windy yang gemar mengeluh.

"Eh, ya ampun, denger ya! Dunia ini kejam banget. Penuh polusi!" Windy menghela napas, kemudian melanjutkan ucapannya, "Polusi udara, polusi suara, pulusi dari bahan-bahan kimia. Sampai-sampai buat dapatin bahan makanan organik aja susahnya minta ampun." Lagi-lagi Windy teringat tragedi yang dialaminya sebelum sampai di sekolah.

"Oh... kalau itu sih, aku setuju, Mbak." Miranti tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya. "Makanya, aku sama Mas Gio gabung di komunitas urban farming. Malahan aku sama Mas Gio udah mulai urban farming di rumah masing-masing. Maklumlah, Mbak, di Jakarta kan lahan terbatas. Tapi, aku sama Mas Gio suka banget makan menu vegetarian. Apalagi kalau bahan masakannya dari bahan organik. Kata Mas Gio, Mbak Windy juga suka. Supaya tetap langsing ya, Mbak?"

Siapa Miranti? Siapa Gio? Pertanyaan ini akan terjawab bila membaca cerpennya. Yang jelas, akhirnya Windy sadar bahwa mengeluh itu tak ada artinya.

"Oke, gue minta maaf karena selama ini gue sering mengeluh. Sekarang gue sadar kalau setiap keluhan itu pasti ada solusinya. Contohnya hari ini, gue dapat solusi soal sayuran dan buah-buahan organik supaya tetap ada di kulkas rumah gue. Nanti gue bakal bilang ke Papa supaya hibahin tanahnya yang berhektar-hektar buat gue kelola bareng teman-teman di sini, biar jadi perkebunan organik. Sekarang cita-cita gue mau jadi environmentalist sejati!"


@NaministPopy
Cerpen Cewek Organik bisa dibaca di halaman 115. Dan berikut daftar 15 cerpennya:
1.      Karena Pot dan Kekasih yang Takut Cacing oleh Reni Erina
2.      Aku Menyebutnya Waterlogging oleh Sri Windari
3.      Elegi untuk Riau oleh Shabrina Ws
4.      Apakah Cinta Masih Ada? oleh Ramajani S
5.      Misi Bunga oleh Eni Lestari
6.      Bibit Bambu oleh Dasuki Sawab
7.      Naksir? Temui Aku di Kophiy! oleh Redy Kuswanto
8.      Kembang Kantil Putri Cempaka oleh Om Pau
9.      Cewek Organik oleh Naminist Popy
10.  Menyelamatkan Bumi di Tengah Asap Motor Farel oleh Miracle
11.  Di Waktu Kerja Bakti oleh Putri Utami
12.  Demonstran Metropolis oleh Dia Gaara Andromeda
13.  Tentang Bunga yang Kau Berikan oleh Nurlaeli Umar
14.  Sepeda Butut Saksi Cinta Kita oleh Witri Prasetyo Aji
15.  Tanah Keramat, Katanya oleh Ani Apriani

@NaministPopy

Read more

Uniform



Judul Antologi: Uniform
Penerbit: Elex Media
ISBN: 9786020230931
Cetak: 2014
Tebal: 144 halaman

@NaministPopy

Uniform merupakan bagian dari seri Cekers Journey yang diterbitkan Elex Media. Berisi 12 cerpen yang merupakan karya terbaik peserta ajang antologi kasih sayang. Buku penuh cinta ini dipersembahkan untuk memaknai bahwa rasa itu selalu ada. Setiap saat, dalam tiap kesendirian ataupun kebersamaan, dalam tiap tawa ataupun kesedihan. 

Saya menulis satu cerpen dalam antologi ini. Judulnya Rasa yang Tertinggal di Casa Krakatoa. Cerpen ini mengisahkan tentang pertemuan Vika dan Alex di Casa Krakatoa. Mereka nonton bareng MotoGP di sana. 

Alex mengaku pernah ikut balapan liar dan ini membuat Vika teringat pada mantan pacarnya yang juga pembalap liar. Meskipun Alex bukan siapa-siapa, namun Vika mengkhawatirkannya.

"Mendingan jangan balapan liar lagi, deh. Soalnya mantanku pernah ketangkep polisi. Bukan itu aja, sih... Dia juga..." Vika tak sanggup melanjutkan ucapannya. Matanya berkaca-kaca.

"Nah, itu dia. Mendingan kamu jangan balapan liar lagi. Aku takut hal yang menimpa mantanku bakal menimpamu juga." Vika menoleh, "Kalau kamu yakin sama bakatmu, mendingan sih ikut jalur resmi aja."

Jalur resmi yang dimaksud Vika adalah MotoGP. Makanya saya sangat menggemari MotoGP. Dan pembalap favorit saya adalah Marc Marquez. Bahkan saya sampai membuat scrapbook yang memuat career statistics Marc Marquez sejak di 125cc atau sekarang namanya Moto3 sampai ke MotoGP. Pun memuat foto-foto cute-nya dong. 

Meskipun mengidolakan pembalap Spanyol bernomor motor 93 itu, saya pun tetap bangga pada pembalap-pembalap Indonesia yang menjejakkan career-nya di Moto2. Salah satunya Doni Tata Pradita. 

"Pas di Phillip Island, Doni Tata Pradita dapat satu poin, lho..." Vika berkomentar.

Alex menanggapi, "Iya, itu prestasi yang membanggakan. Setidaknya, Indonesia punya pembalap yang bisa masuk Moto2. Semoga aja tahun-tahun berikutnya bisa masuk MotoGP."


@NaministPopy


Cerpen Rasa yang Tertinggal di Casa Krakatoa bisa dibaca di halaman 120. Dan berikut daftar 12 cerpennya:
1.    Petrichor dan Lelaki Berpayung Hujan oleh Aulia Ratri
2.      Empaths in Love oleh Ruby Astari
3.      Pucuk Arjuna oleh Marini
4.      Indahnya Patah Hati oleh Andhika Rahmadian
5.      Pangeran Pemetik Bintang oleh Nury Purwanti
6.      Cinta Seratus Rupiah oleh Lia Falsista
7.      Nyinyit Cinta Monyet oleh Zhibril Ababil
8.      Cowok di Warung Cendol oleh Nova Amalia
9.      Caffeine – Underline oleh Natalia Desimoro
10.  Uniform oleh Shina El Bucorie
11.  Sajak Prom Night oleh Hilal Ahmad
12.  Rasa yang Tertinggal di Casa Krakatoa oleh Naminist Popy

@NaministPopy

Read more