Pusi dan Milo


Pusi dan Milo oleh Naminist Popy 
Cerita anak ini dimuat di majalah anak-anak IMUT edisi 24, November 2011

@NaministPopy


Hari ini aku senang sekali. Bunda membelikan aku sepasang kucing anggora. Kata Bunda, ini merupakan kado ulang tahunku yang kedelapan sekaligus hadiah atas prestasiku selalu menjadi juara kelas. Makanya tak tanggung-tanggung, Bunda membelikanku sepasang kucing yang manis seperti impianku selama ini. Memiliki kucing dan belajar memeliharanya dengan baik. Aku mengecup pipi Bunda dan mengucapkan terima kasih. Bunda tersenyum seraya mengingatkan aku tentang cara merawat kucing yang baik.
Kedua kucing mungil yang lincah itu baru berusia tiga bulan. Mereka kuberi nama Pusi dan Milo. Pusi berwarna putih – kuning, sedangkan Milo berwarna putih – hitam. Keduanya sama-sama kusayangi seperti sahabatku sendiri. Setiap pagi, sebelum aku berangkat ke sekolah, aku selalu memberinya makanan. Sepulang sekolah, aku mengajaknya bermain di halaman rumah. Ah, mereka sangat pintar dan manja.
“Pusi, ayo kejar bolanya!” seruku pada Pusi yang mulai kelelahan karena sedari tadi berlarian ke sana-kemari.
Milo mengeong. Kubelai bulu-bulu halusnya sampai ia tampak mengantuk dan tertidur. Pusi menghampiriku dengan wajah memelas. Sepertinya ia sudah lelah bermain bola. Kuberikan ia minum dan ia pun menghabiskannya dalam waktu singkat. Haus sekali kucing manis ini.
“Pusi, ayo tidur. Milo sudah tidur. Sekarang giliranmu untuk tidur juga. Sekarang memang waktunya tidur siang.” Aku pun membelai kepala Pusi dan matanya mulai menutup.
Tak terasa sudah hampir satu tahun aku merawat kedua kucing kesayanganku. Mereka tumbuh besar dan tak lagi menggemaskan seperti waktu kecil. Aku mulai bosan dan mengharapkan anak kucing dari pasangan ini. Sayangnya saat aku bertanya pada Bunda soal bagaimana cara mereka berkembang biak, Bunda hanya menghela nafas.
“Prisia, Bunda minta maaf. Waktu itu Bunda kira Pusi dan Milo jantan dan betina. Tapi setelah Bunda perhatikan, ternyata mereka sama-sama betina,” ujar Bunda.
“Bagaimana kalo salah satu dari mereka kita jual, dan membeli kucing jantan?” Bunda mengusulkan.
“Benar juga. Tapi siapa yang hendak dijual? Pusi atau Milo. Aku sangat menyayangi keduanya, Bunda,” ucapku bimbang.
“Kalo begitu, keduanya saja yang dijual. Nanti kita belikan dua anak kucing baru yang menggemaskan. Bunda janji tidak akan salah pilih lagi.”
Dengan berat hati, aku meganggukkan kepala. Meskipun aku sangat menyayangi Pusi dan Milo, tapi usul Bunda boleh juga. Kami pun segera mencari agen jual-beli kucing yang ada di internet. Klik. Beraneka jenis kucing peliharaan seperti jenis anggora ataupun persia terpampang jelas di layar komputer.
“Bunda, yang ini lucu!” Aku menunjuk seekor kucing putih dengan pipi gembil yang baru berusia tiga bulan.
“Ini jenis persia. Bukan anggora. Prisia ingin mencoba memelihara kucing persia?”
“Iya, Bunda. Kali ini jangan sampai salah lagi ya, Bun. Biar nanti bisa dikembangbiakkan!”
“Baiklah.”
Bunda memasukkan foto-foto Pusi dan Milo di internet. Lalu mengetikkan keterangan tentang kucing tersebut. Kemudian menekan tombol jual di bagian bawah layar. Ya, Bunda menjual Pusi dan Milo melalui internet. Dulu pun, Bunda membeli mereka melalui internet. Ternyata teknologi memberikan kemudahan untuk manusia.
“Nanti kita beli sepasang kucing persia yang masih kecil bila Pusi dan Milo sudah ada yang menghubungi dan membelinya, ya!” Bunda mengedipkan matanya.
Aku tahu harga kucing anggora ataupun persia memang terbilang mahal. Jadi aku harus sabar menunggu sampai waktunya tiba. Saat Bunda memiliki uang hasil menjual Pusi dan Milo.

@NaministPopy


Di ulang tahunku yang kesembilan, kado dari Bunda datang tepat waktu. Sepasang kucing persia putih yang masih kecil akan diantarkan seorang tante yang sepertinya sangat ramah saat dihubungi melalui telepon. Bel pun berbunyi. Aku bergegas membukakan pintu.
“Prisia...”
“Della...”
Aku tak menyangka bila yang datang ke rumahku Della bersama ibunya. Della adalah teman sekelasku yang tinggal di ujung komplek perumahan. Tak diduga bila ia juga senang memelihara kucing di rumahnya. Akhirnya kami pun berbincang tentang kelucuan kucing-kucing yang pernah kami pelihara. Della juga pernah memelihara kucing persia maupun anggora sampai mereka beranak-pinak. Betapa senangnya memelihara kucing baru yang manis dan manja. Tentu saja aku berharap Pusi dan Milo juga memiliki tuan yang baru, yang sayang pada mereka.
***

@NaministPopy